Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Bertambah
Friday, 03 January 2014, 02:10 WIB
Komentar : 3
antara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2013 mencapai 28,55
juta orang (11,47 persen) atau meningkat 0,48 juta orang dibandingkan
dengan penduduk miskin pada Maret 2013 tercatat 28,07 juta orang (11,37
persen).
Perinciannya, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,30 juta orang dari 10,33 juta orang pada Maret 2013 menjadi 10,63 juta orang pada September 2013.
Sementara, di daerah perdesaan naik sebanyak 0,18 juta orang (17,74 juta orang pada Maret 2013 menjadi 17,92 juta orang pada September 2013).
Selama periode Maret-September 2013, prosentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2013 sebesar 8,39 persen atau naik menjadi 8,52 persen pada September 2013. Sementara, prosentase penduduk miskin di daerah perdesaan meningkat dari 14,32 persen pada Maret 2013 menjadi 14,42 persen pada September 2013.
Kepala BPS, Suryamin, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/1), menjelaskan terdapat beberapa faktor terkait peningkatan jumlah dan prosentase penduduk miskin periode Maret-September 2013.
Pertama, selama periode Maret-September 2013, terjadi inflasi sekira 5,02 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dieksekusi Juni 2013. Kala itu, harga BBM untuk premium dinaikkan dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.000 per liter, sedangkan solar dinaikkan dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter.
Kedua, secara nasional, rata-rata harga beras mengalami peningkatan. Jika Maret 2013 Rp 10.748 per kg, sedangkan September 2013 Rp 10.969 per kg.
Ketiga, lanjut Suryamin, harga eceran beberapa komoditas bahan pokok mengalami kenaikan yang signifikan seperti daging ayam ras, telur ayam ras dan cabai merah. Masing-masing kenaikannya sebesar 21,8 persen, 8,2 persen dan 15,1 persen.
Keempat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia Agustus 2013 mencapai 6,25 persen, mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2013 5,92 persen dan Agustus 2012 6,14 persen.
Perinciannya, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,30 juta orang dari 10,33 juta orang pada Maret 2013 menjadi 10,63 juta orang pada September 2013.
Sementara, di daerah perdesaan naik sebanyak 0,18 juta orang (17,74 juta orang pada Maret 2013 menjadi 17,92 juta orang pada September 2013).
Selama periode Maret-September 2013, prosentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2013 sebesar 8,39 persen atau naik menjadi 8,52 persen pada September 2013. Sementara, prosentase penduduk miskin di daerah perdesaan meningkat dari 14,32 persen pada Maret 2013 menjadi 14,42 persen pada September 2013.
Kepala BPS, Suryamin, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/1), menjelaskan terdapat beberapa faktor terkait peningkatan jumlah dan prosentase penduduk miskin periode Maret-September 2013.
Pertama, selama periode Maret-September 2013, terjadi inflasi sekira 5,02 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dieksekusi Juni 2013. Kala itu, harga BBM untuk premium dinaikkan dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.000 per liter, sedangkan solar dinaikkan dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter.
Kedua, secara nasional, rata-rata harga beras mengalami peningkatan. Jika Maret 2013 Rp 10.748 per kg, sedangkan September 2013 Rp 10.969 per kg.
Ketiga, lanjut Suryamin, harga eceran beberapa komoditas bahan pokok mengalami kenaikan yang signifikan seperti daging ayam ras, telur ayam ras dan cabai merah. Masing-masing kenaikannya sebesar 21,8 persen, 8,2 persen dan 15,1 persen.
Keempat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia Agustus 2013 mencapai 6,25 persen, mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2013 5,92 persen dan Agustus 2012 6,14 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar