Partai Pro-Prabowo Ngotot Tolak Kenaikan Harga BBM
TEMPO.CO, Jakarta -
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon
mengatakan Koalisi Merah Putih siap menjegal kebijakan presiden dan
wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, jika menaikkan
harga bahan bakar minyak bersubsidi. Penolakan ini diklaim sebagai
bagian dari komitmen koalisi sebagai penyeimbang pemerintahan selama
lima tahun mendatang.
"Kalau kami lihat rakyat bahagia kami akan dukung. Tapi kalau sengsara pasti kami tolak. Itu saja," kata Fadli di kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa, 2 September 2014. (Baca: Peluang Naikkan Harga BBM September 2014 atau Maret 2015)
Jokowi-JK dihadapkan pada posisi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi untuk menyehatkan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015. Kebijakan tersebut harus diambil setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak untuk menaikkan harga BBM pada sisa masa pemerintahannya.
SBY berdalih saat ini rakyat masih dalam kondisi menderita dan susah. Selain itu pemerintah tak bisa menaikkan harga BBM karena sudah terlebih dulu menerapkan kebijakan lain, yaitu pemangkasan anggaran serta menaikkan tarif dasar listrik. (Baca: Mengapa PDIP Dulu Tolak Kenaikan Harga BBM)
Tim Transisi pemerintahan Jokowi-JK sendiri memperhitungkan kebijakan kenaikan harga BBM paling mungkin dilakukan saat November 2014 atau setelah Januari 2015 untuk menghindari inflasi yang terlalu tinggi. Opsi kenaikan juga mulai dari Rp 500 hingga Rp 3.000 per liter. "Kami buat seimbang. Kalau rakyat sengsara pasti kami tentang kebijakannya," kata Fadli.
Kekuatan koalisi Merah Putih di Parlemen sendiri sangat kuat. Jumlah kursi Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Golkar sebanyak 292 kursi atau 52,1 persen. Sedangkan koalisi pemerintahan yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Hanura, dan Partai Kebangkitan Bangsa hanya 207 kursi atau 36,9 persen. Jika Demokrat dengan 61 kursi bergabung dengan Koalisi Merah Putih, jumlah kekuatannya menjadi 63 persen.
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler3 Skandal Asusila Gubernur Riau yang Bikin HebohIsi Pertemuan Jokowi dengan Hatta RajasaMengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBBApa Tanggapan Sultan Yogya Soal Florence?Foto Bugil Jennifer Lawrence Asli
"Kalau kami lihat rakyat bahagia kami akan dukung. Tapi kalau sengsara pasti kami tolak. Itu saja," kata Fadli di kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa, 2 September 2014. (Baca: Peluang Naikkan Harga BBM September 2014 atau Maret 2015)
Jokowi-JK dihadapkan pada posisi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi untuk menyehatkan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015. Kebijakan tersebut harus diambil setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak untuk menaikkan harga BBM pada sisa masa pemerintahannya.
SBY berdalih saat ini rakyat masih dalam kondisi menderita dan susah. Selain itu pemerintah tak bisa menaikkan harga BBM karena sudah terlebih dulu menerapkan kebijakan lain, yaitu pemangkasan anggaran serta menaikkan tarif dasar listrik. (Baca: Mengapa PDIP Dulu Tolak Kenaikan Harga BBM)
Tim Transisi pemerintahan Jokowi-JK sendiri memperhitungkan kebijakan kenaikan harga BBM paling mungkin dilakukan saat November 2014 atau setelah Januari 2015 untuk menghindari inflasi yang terlalu tinggi. Opsi kenaikan juga mulai dari Rp 500 hingga Rp 3.000 per liter. "Kami buat seimbang. Kalau rakyat sengsara pasti kami tentang kebijakannya," kata Fadli.
Kekuatan koalisi Merah Putih di Parlemen sendiri sangat kuat. Jumlah kursi Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Golkar sebanyak 292 kursi atau 52,1 persen. Sedangkan koalisi pemerintahan yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Hanura, dan Partai Kebangkitan Bangsa hanya 207 kursi atau 36,9 persen. Jika Demokrat dengan 61 kursi bergabung dengan Koalisi Merah Putih, jumlah kekuatannya menjadi 63 persen.
FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler3 Skandal Asusila Gubernur Riau yang Bikin HebohIsi Pertemuan Jokowi dengan Hatta RajasaMengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBBApa Tanggapan Sultan Yogya Soal Florence?Foto Bugil Jennifer Lawrence Asli
Baca Juga
Dari nilai angka 1 dapat menjadi nilai
angka maksimal 1,85 itu adalah hampir dua kali lipatnya dan untuk mendapatkan
nilai angka tersebut anda tidak harus kehilangan apa-apa, karena selain angka 1
tetap ada pada anda dan tetap dapat anda gunakan, andapun mendapatkan tambahan
0,85 yang dapat anda pakai untuk apapun kebutuhan anda.
SIMULASI
KREDIT
Untuk
perhitungan lebih jelas silahkan Anda ketik NAMA/NO
HP/MERK-TIPE-TRANSMISI-TAHUN/ALAMAT kemudian kirim ke 083804887091 dalam waktu
10 s/d 15 menit akan terkirim SMS simulasi angsuran.
KONTAK
KAMI
Alamat
: BFI Kantor Cabang Pondok Gede Bekasi, Kota Bekasi CALL/SMS: 083804887091
┃085217863580 ┃082114080568,
PIN BB: PIN BB : 310ECC7F
Mohamad Abduh.,S.E. (BERTO)
PERSYARATAN
KREDIT
Persyaratan Umum : - Usia 21-60
tahun dan / sudah berkeluarga - Fotokopi KTP / SIM - Fotokopi Kartu Keluarga -
Fotokopi PBB / rekening listrik bulan terakhir
PEMBAYARAN
ANGSURAN
Pembayaran angsuran BFI dapat
dilakukan hampir di seluruh ATM diAlfamart, Alfamidi, Alfaexpress, ATM Bank
BCA, Indomart Groups, Kantor Pos, ATM Bersama, ATM berlogo Cirrus, Plus, Visa
& ATM Berlogo MasterCards, ATM berlogo Prima dan Lawson.
Menangislah Rakyat Saat Pasangan Jokowi-JK Dilantik
JAKARTA (voa-islam.com) - Di mana belas kasihan JK terhadap rakyat jelata dan miskin? Padahal, jumlah rakyat jelata dan miskin, jumlahnya tidak sedikit, puluhan juta. Hidup mereka sekarang sudah megap-megap. Namun, tidak ada rasa iba sedikitpun dari JK, dan dia sudah berjanji akan menaikan BBM.Padahal, rakyat jelata dan miskin lah yang paling sengsara terkena dampak kenaikan BBM. Karena, dampak dari kenaikan BBM itu, bukan hanya inflasi, tapi kenaikan harga kebutuhan pokok rakyat. Ini pasti akan membubung tinggi, dan rakyat tidak dapat menjangku lagi, kebutuhan bagi kehidupan mereka.
Berulangkali, JK sudah menyatakan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi harus dinaikkan. JK juga menegaskan dirinya siap menjadi tidak populer dengan keputusan yang diambil menaikkan BBM.
Rakyat jelata dan miskin, pasti yang paling terkena dampak kenaikan BBM, bukan orang kaya. Sekarang JK belum berkuasa sudah berjanji akan menaikkan BBM. Maka, rakyat jelata yang sudah memilih Jokowi-JK menjadi kecele.
"Negeri ini hampir kolaps karena terlalu murah kita jual BBM ke orang yang tidak perlu, menengah ke atas. Tidak ada cara lain, memindahkan subsidi ke produktif, jalan rusak, sekolah rusak," kata JK dalam pidato kuncinya pada diskusi "Menata Kembali Tata Kelola Kebijakan Migas," Senin (8/9/2014).?
JK ?berasumsi, tidak akan timbul masalah apabila rakyat dijelaskan tentang kenaikan harga BBM pada kisaran harga yang wajar. Ia menyebut, bila saat ini harga BBM dinaikkan, maka dampaknya hanya kepada inflasi dari sisi transportasi.?
"Tahun 2005 kita naikkan 2 kali tidak ada demo, karena BLT kita langsung bagi, jadi kompensasinya langsung terasa. Kalau dijelaskan, rakyat pasti paham," jelas JK. Berapa lama BLT, dibandingkan dengan kenaikan kebutuhan harga-harga kebutuhan dasar rakyat? Sementara itu, tingkat penghasilan rakyat jelata selalu tidak pernah naik.
JK tetap berpendapat, sudah tak ada lagi cara lain, kecuali menaikkan harga BBM. Jadi BBM harus naik. Betapapun dampaknya sangat berat bagi rakyat jelata. Seakan sudah tidak ada pilihan lain (opsi lain), kecuali harus menaikan BBM. Inilah langkah yang akan ditempuh JK, dan dia tidak peduli terhadap nasib rakyat.
"Dalam waktu singkat, subsidi harus dialihkan. Tidak ada cara lain," kata JK saat berpidato dalam acara Rembuk Nasional Kebijakan Tata Kelola Migas di Jakarta, Senin (8/9/2014) siang.
JK menilai, subsidi BBM yang diberikan pemerintah selama ini sudah salah sasaran. Subsidi, kata dia, justru dinikmati oleh masyarakat mampu. Oleh karena itu, akan lebih baik jika subsidi dialihkan untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas.
JK menolak berbagai opsi yang tidak menaikan BBM. "Mau ada mobil yang merek tertentu bisa pakai (subsidi BBM), tidak bisa begitu. Itu kan stiker tinggal dicabut saja. Tidak pakai logika cara berpikir seperti itu," kata JK. Menangislah rakyat, jika nanti menyaksikan Jokowi-JK dilantik menjadi presiden.
JK memiliki hubungan dekat dengan harian Kompas, dan mendapatkan dukungan sejumlah tokoh CSIS, diantaranya Sofyan Wanandi (Liem Bian Koen) yang sekarang menjadi ketua APINDO (Assosiai Pengussaha Indonesia). Sofyan, juga memiliki hubungan dikalangan pengusaha dan tokoh politik di Washington.
Belum lama, Sofyan Wanandi dan James Riyadi mendampingi Mega dan JK, berkunjung ke Washington, dan bertemu dengan sejumlah tokoh di AS. Konon, diantara termasuk Presiden Barack Obama dan mantan Presiden Bill Clinton. [jj/dbs/voa-islam.com)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/09/09/32753/menangislah-rakyat-saat-pasangan-jokowijk-dilantik/#sthash.SsmCOUgW.HBCLfW29.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar